Diplomat adalah profesi yang melibatkan perwakilan, komunikasi, dan negosiasi antar pemerintah, organisasi internasional, dan berbagai kelompok lain di berbagai negara. Diplomat bertanggung jawab untuk membangun dan menjaga hubungan diplomatik yang kuat serta melindungi kepentingan dan warga negaranya di luar negeri. Mereka juga berperan penting dalam mengatasi konflik internasional, mempromosikan perdamaian, dan mendukung kebijakan luar negeri pemerintah. Profesi ini menuntut kemampuan berbicara dan bernegosiasi yang baik, pemikiran strategis, dan pemahaman mendalam tentang isu-isu global serta kebijakan dan budaya negara yang mereka wakili. Diplomat dapat bertugas di berbagai peran, seperti duta besar, konsul, atau staf di misi diplomatik, baik di kantor pusat pemerintah atau kedutaan dan konsulat di seluruh dunia.
Pendidikan vokasi dan gelar Diploma IV biasanya menjadi persyaratan.
Pengalaman kerja sebelumnya dibutuhkan. Persyaratan biasannya 3-4 tahun pengalaman di bidang yang terkait.
Pelatihan biasanya berlangsung dari 1 hingga 2 tahun dalam bentuk kelas formal, pelatihan kerja lapangan, atau program magang.
Pendidikan:
Pengalaman Kerja:
Pengembangan Karir:
Sebagai seorang diplomat, kamu biasanya akan bekerja di kantor-kantor pemerintahan, misalnya kementerian luar negeri, atau di kedutaan dan konsulat di luar negeri. Kamu juga mungkin sering melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk pertemuan diplomatik, konferensi internasional, atau misi khusus. Tempat kerja ini bisa sangat beragam, mulai dari kota-kota besar dengan semua fasilitas modern hingga daerah-daerah konflik atau yang kurang berkembang.
Mengenai waktu kerja, pekerjaan diplomat biasanya membutuhkan fleksibilitas yang tinggi. Kamu mungkin harus bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu, dan seringkali harus siap untuk tugas kapan saja, termasuk malam hari, akhir pekan, dan hari libur. Selain itu, karena pekerjaan ini melibatkan berbagai zona waktu, kamu mungkin harus siap untuk menghadiri pertemuan atau telekonferensi di luar jam kerja normal. Namun, banyak diplomat merasa bahwa pengorbanan ini sepadan dengan kesempatan untuk melayani negaranya dan mempengaruhi hubungan internasional.