Naturalist

• Pengamatan dan keterampilan deskripsi:
  Sebagai Naturalis, kamu perlu memiliki kemampuan untuk mengamati detail dan mendeskripsikan apa yang kamu lihat dengan akurat. Hal ini penting untuk mengidentifikasi spesies, melacak perubahan dalam ekosistem, dan mengumpulkan data yang akurat.
• Pengetahuan tentang biologi dan ekologi:
  Naturalis membutuhkan pengetahuan yang luas tentang biologi, ekologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya. Pengetahuan ini membantu dalam memahami proses alam, interaksi antar spesies, dan dampak manusia terhadap lingkungan.
• Keterampilan komunikasi:
  Sebagai seorang Naturalis, kamu harus dapat menyampaikan pengetahuan dan temuanmu kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis. Keterampilan komunikasi yang baik penting untuk berbagi informasi dengan rekan-rekan, menjelaskan temuan kepada masyarakat umum, atau menulis laporan dan artikel ilmiah.
• Kemampuan mengidentifikasi spesies:
  Naturalis harus dapat mengidentifikasi berbagai spesies tumbuhan, hewan, dan jamur yang ditemukan di lapangan. Kemampuan ini penting untuk mengumpulkan data yang akurat dan memahami interaksi antar spesies dalam ekosistem.
• Keterampilan navigasi dan orientasi:
  Dalam melakukan penelitian lapangan, seorang Naturalis sering bekerja di daerah yang belum dipetakan atau tidak dikenal. Kemampuan untuk membaca peta dan menggunakan alat navigasi seperti GPS, kompas, atau bahkan bintang sangat penting untuk menemukan lokasi dan kembali ke tempat yang sama untuk pengamatan berikutnya.
• Keterampilan fotografi:
  Fotografi merupakan alat penting dalam dokumentasi penelitian dan pengamatan lapangan. Seorang Naturalis harus bisa mengambil foto yang jelas dan informatif untuk mendokumentasikan spesies atau kejadian alam yang diamati.
• Keterampilan analisis data:
  Seorang Naturalis perlu menganalisis data yang dikumpulkan dari penelitian dan pengamatan mereka. Keterampilan dalam statistik, pemodelan, dan penggunaan perangkat lunak analisis data sangat penting untuk menginterpretasikan hasil dan membuat kesimpulan yang valid.

• Pendidikan:

  • SMA/Sederajat: Fokus pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, biologi, dan geografi.
  • Pendidikan Tinggi: Sarjana di bidang Biologi, Ilmu Lingkungan, atau bidang terkait. Universitas di Indonesia banyak yang menawarkan program studi ini.

• Pengalaman Kerja:

  • Magang atau menjadi relawan di organisasi lingkungan atau lembaga penelitian selama masa studi. Ini akan memberi kamu pengalaman praktis dan memahami dunia kerja.
  • Setelah lulus, kamu bisa bekerja di organisasi konservasi, lembaga penelitian, atau pemerintah di bidang lingkungan. Kamu akan melakukan pekerjaan seperti penelitian lapangan, pemantauan ekosistem, dan edukasi lingkungan.

• Pengembangan Karir:

  • Kamu bisa mengembangkan karir sebagai Naturalis dengan mengambil sertifikasi profesional atau pelatihan tambahan di bidang tertentu, seperti konservasi, ekologi, atau penelitian lingkungan.
  • Mengambil studi pascasarjana di bidang yang sama atau terkait juga bisa membantu memperdalam pengetahuan dan keterampilanmu, serta membuka peluang karir yang lebih luas.
  • Kamu bisa berkembang menjadi ahli dalam bidang tertentu, misalnya spesialis spesies tertentu atau ekosistem tertentu. Kamu juga bisa berkembang ke posisi manajemen di organisasi atau lembaga tempat kamu bekerja.
  • Selain itu, mengembangkan keterampilan soft skill seperti kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan penyelesaian masalah juga penting untuk membantu kamu sukses dalam karir ini.

Tempat kerja untuk profesi Naturalis sangat beragam, tergantung pada spesialisasi dan kepentingan mereka. Banyak Naturalis yang bekerja di luar ruangan, di lokasi seperti taman nasional, hutan, padang rumput, danau, dan laut. Mereka juga bisa bekerja di laboratorium penelitian, universitas, museum, kebun binatang, dan taman akuarium. Beberapa Naturalis juga bekerja sebagai penulis atau fotografer alam, sehingga tempat kerjanya bisa sangat beragam, mulai dari hutan hujan tropis hingga gurun yang terpencil.

Untuk waktu kerja, Naturalis biasanya mengikuti jadwal yang ditentukan oleh kegiatan penelitian atau pengamatan mereka. Misalnya, jika mereka sedang mempelajari perilaku hewan, mereka mungkin harus bekerja pada saat hewan tersebut paling aktif, yang bisa saja saat fajar atau senja. Beberapa penelitian mungkin juga membutuhkan mereka untuk bekerja selama berhari-hari di lapangan, tinggal di tenda atau fasilitas penelitian terpencil. Namun, jika bekerja di laboratorium atau di lingkungan pendidikan, mereka mungkin memiliki jam kerja yang lebih reguler, seperti 9 sampai 5.