Insinyur Nanosistem adalah para profesional yang berfokus pada pengembangan, desain, dan inovasi sistem dan material pada skala nano (1 miliar meter). Profesi ini merupakan kombinasi dari berbagai bidang ilmu, seperti fisika, kimia, biologi, dan rekayasa material. Insinyur nanosistem bekerja dalam bidang nanoteknologi, yang melibatkan manipulasi dan kontrol material pada skala atom dan molekuler. Mereka berkontribusi dalam penelitian dan pengembangan teknologi baru dengan aplikasi di bidang elektronika, material cerdas, obat-obatan, serta energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Sebagai insinyur nanosistem, mereka harus memiliki kemampuan analitis yang kuat, kreativitas, dan pengetahuan interdisipliner untuk menghadapi tantangan dalam memahami dan mengendalikan sistem pada skala nano untuk menciptakan produk dan solusi yang inovatif dan berdampak positif pada kehidupan manusia.
Perguruan pascasarjana dan gelar S2 biasanya dibutuhkan, bahkan hingga gelar S3.
Pengalaman kerja yang sangat banyak dibutuhkan. Persyaratan dapat melebihi 5 tahun pengalaman di bidang yang terkait.
Pelatihan kerja lapangan dapat dilaksanakan, namun biasanya kandidat adalah ahli yang sudah mempunyai keterampilan, pengetahuan, pengalaman, dan pelatihan sebelumnya.
Pendidikan:
Pengalaman Kerja:
Pengembangan Karir:
Insinyur Nanosystem biasanya bekerja di laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan teknologi tinggi, industri farmasi dan medis, dan lembaga pendidikan. Mereka juga bisa ditemukan di sektor energi, pertahanan, dan lingkungan, karena nanoteknologi memiliki aplikasi yang luas. Beberapa mungkin bekerja di tempat yang memiliki fasilitas untuk nanofabrikasi dan karakterisasi material nano.
Mengenai waktu kerja, umumnya, mereka bekerja selama 40 jam dalam seminggu, dari Senin hingga Jumat, seperti pekerjaan standar lainnya. Namun, karena sifat pekerjaannya yang sering melibatkan penelitian dan pengembangan, mungkin ada situasi di mana mereka perlu bekerja lebih lama untuk memenuhi tenggat waktu proyek atau saat melakukan eksperimen yang membutuhkan pemantauan ekstra. Selain itu, ada kemungkinan kerja shift jika fasilitas laboratorium beroperasi 24/7. Sebagai peneliti atau akademisi, mereka mungkin juga perlu menghabiskan waktu ekstra untuk menulis proposal penelitian, melaporkan hasil penelitian, atau memberikan kuliah dan bimbingan.