Ahli Sitoteknologi (Cytotechnologist) merupakan profesional yang memiliki keahlian dalam bidang citologi atau studi tentang sel. Cytotechnologist bekerja dalam laboratorium medis, mengkhususkan diri dalam pendeteksian, diagnostik, dan tindak lanjut penyakit yang berkaitan dengan perubahan struktur dan fungsi sel, seperti kanker dan infeksi. Mereka memainkan peran penting dalam identifikasi dini penyakit dengan menganalisis sampel sel yang diambil dari pasien, seperti usap leher rahim dan biopsi. Ahli Sitoteknologi juga bekerja sama dengan ahli patologi untuk menginterpretasi dan melaporkan hasil tes, serta berkoordinasi dengan tim medis lainnya untuk memberikan informasi yang diperlukan dalam merencanakan pengobatan yang efektif. Profesi ini mengharuskan individu menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan khusus, serta memperoleh sertifikasi dan lisensi untuk memastikan keahlian dan standar kualitas yang tinggi.
Perguruan pascasarjana dan gelar S2 biasanya dibutuhkan, bahkan hingga gelar S3.
Pengalaman kerja yang sangat banyak dibutuhkan. Persyaratan dapat melebihi 5 tahun pengalaman di bidang yang terkait.
Pelatihan kerja lapangan dapat dilaksanakan, namun biasanya kandidat adalah ahli yang sudah mempunyai keterampilan, pengetahuan, pengalaman, dan pelatihan sebelumnya.
Pendidikan:
Pengalaman Kerja:
Pengembangan Karir:
Sebagai Ahli Sitoteknologi, kamu biasanya akan bekerja di laboratorium penelitian, rumah sakit, atau perusahaan bioteknologi. Tugas utama kamu adalah menganalisis sampel biologis seperti sel dan jaringan. Kamu juga bisa bekerja di universitas atau institusi penelitian, di mana kamu akan melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang sitoteknologi.
Mengenai waktu kerja, biasanya ahli sitoteknologi bekerja selama jam kerja standar, yaitu sekitar 40 jam dalam seminggu, namun ini bisa berubah tergantung pada kebutuhan dan kondisi tempat kerja. Misalnya, di laboratorium penelitian atau rumah sakit, kamu mungkin perlu bekerja di luar jam kerja normal, termasuk malam, akhir pekan, atau hari libur, terutama jika ada tes atau analisis yang perlu diselesaikan dengan cepat. Sebaliknya, jika kamu bekerja di institusi akademik, kamu mungkin memiliki fleksibilitas lebih dalam menentukan jam kerjamu, tergantung pada kebutuhan penelitianmu.