Dokter Keluarga & UmumFamily & General Practitioner

• Komunikasi yang efektif:
  Kemampuan untuk menyampaikan informasi secara jelas dan empati kepada pasien dan keluarga mereka. Kamu harus bisa menjelaskan diagnosa, perawatan, dan rencana tindak lanjut dengan cara yang mudah dipahami oleh pasien.
• Keterampilan mendengarkan:
  Penting untuk benar-benar mendengarkan keluhan dan kekhawatiran pasien, sehingga kamu dapat memahami masalah kesehatan mereka secara menyeluruh dan memberikan perawatan yang tepat.
• Pengetahuan medis yang luas:
  Sebagai dokter keluarga dan umum, kamu harus memiliki pengetahuan yang luas tentang berbagai kondisi medis dan cara mengelolanya. Ini mencakup penguasaan atas anatomi, fisiologi, farmakologi, dan prinsip-prinsip dasar ilmu kedokteran.
• Pengambilan keputusan klinis:
  Kemampuan untuk menganalisis informasi dari berbagai sumber, termasuk riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan hasil tes diagnostik, untuk membuat keputusan yang tepat mengenai diagnosis dan perawatan.
• Keterampilan interpersonal:
  Sebagai dokter keluarga dan umum, kamu akan bekerja dengan berbagai individu, termasuk pasien, keluarga, dan rekan kerja. Kamu harus dapat bekerja sama, menghargai, dan berkomunikasi dengan baik dengan semua orang yang terlibat dalam perawatan pasien.
• Kemampuan mengelola waktu:
  Praktik kedokteran keluarga dan umum sering kali melibatkan beban kerja yang tinggi dan waktu yang terbatas. Kamu perlu mengelola waktu dengan efisien untuk memastikan semua pasien mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.
• Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi:
  Kondisi dan kebutuhan pasien dapat berubah dengan cepat. Kamu harus siap untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ini dan meresapi informasi baru yang relevan dengan perawatan pasien.
• Keterampilan pendidikan pasien:
  Dokter keluarga dan umum memiliki peran penting dalam memberikan informasi tentang kesehatan kepada pasien dan keluarga mereka. Kamu harus mampu menyampaikan informasi tentang gaya hidup sehat, pencegahan penyakit, dan tindak lanjut perawatan dengan cara yang dapat dipahami oleh pasien.

• Pendidikan:

  • Lulusan SMA/SMK/MA sederajat
  • Menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran (FK) di universitas terakreditasi, dan menyelesaikan pendidikan dengan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
  • Menjalani profesi dokter dengan mengikuti pendidikan profesi dokter (PPD) selama 1-2 tahun, kemudian dianugerahi gelar Dokter (dr.)
  • Mengikuti program pendidikan dokter spesialis keluarga (PPDS-1) di universitas terakreditasi untuk mendapatkan gelar Spesialis Dokter Keluarga (Sp.KF)

• Pengalaman Kerja:

  • Menjalani internsip/co-assistantship selama studi di Fakultas Kedokteran
  • Melakukan praktek mandiri atau bergabung dengan klinik atau rumah sakit
  • Pengalaman di berbagai bidang medis seperti medis interna, pelayanan primer, dan pelayanan kesehatan masyarakat

• Pengembangan Karir:

  • Mengikuti pelatihan dan seminar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kedokteran keluarga
  • Bergabung dengan organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Keluarga Indonesia (PDSKI)
  • Mengambil sertifikasi dan kualifikasi tambahan yang relevan dengan bidang kedokteran keluarga, seperti manajemen penyakit kronis, kesehatan mental, dan pencegahan penyakit
  • Melakukan penelitian dan publikasi artikel dalam jurnal ilmiah untuk meningkatkan kredibilitas dan reputasi di bidang kedokteran keluarga
  • Menjadi dosen atau pembimbing dalam program pendidikan dokter spesialis keluarga untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan calon dokter keluarga

Untuk profesi Dokter Keluarga & Umum, tempat kerja bisa sangat beragam. Dokter Keluarga & Umum biasanya bekerja di klinik atau pusat kesehatan masyarakat. Mereka juga bisa bekerja di rumah sakit, baik itu rumah sakit umum atau rumah sakit khusus. Selain itu, ada juga Dokter Keluarga & Umum yang membuka praktek pribadi di rumah atau tempat lain yang diizinkan.

Mengenai waktu kerja, Dokter Keluarga & Umum biasanya bekerja selama jam kerja normal, yaitu sekitar 40 jam per minggu. Namun, bisa saja mereka harus bekerja lebih lama tergantung pada kebutuhan pasien dan kondisi klinik atau rumah sakit tempat mereka bekerja. Ada juga situasi darurat yang mungkin memerlukan mereka untuk bekerja di luar jam kerja normal. Selain itu, jika mereka membuka praktek pribadi, mereka bisa mengatur jadwal kerja sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan waktu mereka.