Teknisi Ilmu Forensik (Forensic Science Technician) merupakan profesi yang bertugas mengumpulkan, menganalisis, dan memproses bukti fisik yang ditemukan di lokasi kejahatan atau tempat kejadian perkara. Mereka bekerja sama dengan tim investigasi dalam memecahkan kasus-kasus kriminal dan membantu mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik suatu kejadian. Profesi ini memerlukan pengetahuan yang luas mengenai teknik analisis ilmiah, termasuk pengujian DNA, analisis serbuk sisa tembakan, pengambilan sidik jari, dan penelusuran jejak digital. Selain itu, teknisi ilmu forensik juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk menyajikan temuan dan kesimpulan secara jelas dan akurat dalam laporan tertulis dan kesaksian pengadilan.
Perguruan tinggi dan gelar S1 biasanya menjadi persyaratan.
Pengalaman kerja jangka panjang dibutuhkan. Persyaratan biasannya 4-5 tahun pengalaman di bidang yang terkait.
Pelatihan biasanya berlangsung selama beberapa tahun dalam bentuk kelas formal dan pelatihan kerja lapangan.
Pendidikan: Karir dalam bidang ilmu forensik biasanya dimulai dengan meraih gelar sarjana (S1) dalam bidang ilmu forensik, kimia, biologi, atau bidang terkait lainnya. Di Indonesia, beberapa universitas menawarkan program studi ilmu forensik. Sebagai alternatif, kamu juga bisa mengambil program studi lain yang relevan dan kemudian melanjutkan dengan pendidikan spesialisasi di bidang forensik.
Pengalaman Kerja: Setelah menyelesaikan studi, kamu mungkin harus mengumpulkan pengalaman kerja di laboratorium atau lembaga penelitian terkait. Pengalaman kerja ini bisa berasal dari magang, bekerja sebagai asisten laboratorium, atau posisi junior lainnya. Kamu bisa bekerja di laboratorium forensik pemerintah, rumah sakit, atau institusi penelitian.
Sertifikasi: Meski tidak selalu wajib, memiliki sertifikasi profesional di bidang forensik bisa sangat membantu dalam pengembangan karir. Sertifikasi ini biasanya memerlukan pengalaman kerja tertentu dan lulus ujian kompetensi.
Pengembangan Karir: Setelah beberapa tahun pengalaman, kamu bisa melanjutkan karir menjadi teknisi forensik senior, supervisor laboratorium, atau bahkan kepala laboratorium. Kamu juga bisa memilih untuk spesialisasi dalam bidang tertentu, seperti DNA forensik, toksikologi forensik, atau balistik forensik. Selain itu, banyak teknisi forensik yang memilih untuk berkontribusi dalam penelitian dan pengajaran di universitas atau institusi penelitian.
Pendidikan Lanjutan: Untuk posisi tertentu atau spesialisasi, mungkin diperlukan pendidikan lanjutan seperti gelar magister (S2) atau doktoral (S3). Pendidikan ini biasanya lebih fokus pada penelitian dan dapat membantu kamu untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan dalam bidang spesialisasi tertentu.
Sebagai seorang teknisi ilmu forensik, tempat kerja kamu mungkin akan sangat beragam. Banyak teknisi ilmu forensik bekerja di laboratorium, di mana mereka melakukan analisis pada bukti yang dikumpulkan dari lokasi kejadian. Laboratorium ini bisa berada di dalam instansi penegak hukum, seperti kepolisian atau lembaga pemerintahan lainnya. Selain itu, mungkin juga ada pekerjaan lapangan yang melibatkan pengumpulan bukti di lokasi kejadian.
Dalam hal waktu kerja, teknisi ilmu forensik biasanya bekerja pada jam kerja standar, yaitu sekitar 40 jam per minggu. Namun, tergantung pada tuntutan kasus atau organisasi tempat mereka bekerja, mereka mungkin perlu bekerja lembur atau pada jam-jam tidak biasa. Misalnya, jika sebuah kasus memerlukan analisis mendesak atau jika bukti perlu dikumpulkan segera setelah sebuah insiden, teknisi ilmu forensik mungkin perlu bekerja di luar jam kerja normal.